MENDALAMI ILMU AGAMA
(Q.S AT-TAUBAT:122)
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Seiring berjalannya waktu
kesadaran umat muslim didunia akan pentingnya mengetahui atau mendalami makna
dan isi dalam ayat ayat Al Qur’an sudah mulai berkurang padahal mengetahui
makna dan isi dari ayat ayat yang sering kita baca sehari hari itu hukumnya wajib.
Maka
dari itu kita harus mengetahui pula maksud sebenarnya dari ayat ayat yang Allah
turunkan dakam Al Qur’an.
Ilmu pengetahuan adalah
segala sesuatu hal yang manusia ketahui pasti dalam akalnya masing masing,
sudah pasti semua itu berasal dari Allah SWT dan manusia itu sendiri hanya
sebagai objek atau pelaku dari itu semua. Dalam surat At Taubah ayat 122 Allah
SWT bermaksud untuk mengingatkan manusia bahwasannya menuntut ilmu itu
sangatlah penting, jika zaman Rasullulah masih ada peperangan maka sebagian
orang diperintahkan untuk pergi (ke medan oerang) dan sebagian orang lain
diperintahkan untuk menuntut ilmu sedangkan zaman kita sekarang diperintahkan
untuk menuntut ilmu.
- Rumusan
Masalah
1. Apakah Pengertian Ilmu Agama?
2. Dalil mendalami Ilmu Agama?
3. Ilmu Agama kunci sukses dunia
akhirat?
- Tujuan
Pembuatan Makalah
1. Untuk mengetahui pengertian Ilmu Agama
2. Untuk mengetahui dalil mendalami
Ilmu Agama
3. Untuk mengetahui Ilmu Agama kunci
sukses dunia akhirat
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Ilmu Agama
Ilmu menurut etimologi
berasal dari kata Alima artinya mengetahui. Sedangkan menurut
kamus besar Bahasa Indonesia Ilmu diartikan sebagai pengetahuan tentang suatu
bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu yang dapat
digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang (pengetahuan) atau
pengetahuan atau kepandaian tentang soal duniawi, akhirat, lahir, batin dan
sebagainya.
a. Menurut Abul
A’la Al Maududi menyatakan bahwa agama mempunyai 4 pengertian sebagai berikut
I. Penyerahan diri terhadap sang Kuasa
II. Penghambaan seseorang yang lemah terhadap yang lebih kuat
III. Peraturang yang wajib di patuhi
IV. Perhitungan, pembalasan dari perbuatan manusia.
- Menurut Budiman, Agama mempunyai 2 dimensi yang
meliputi :
I. Kepercayaan, percaya kepada yang ghoib serta adanya hari akhir
II. Merupakan sesuatu yang mempengaruhi hidup manusia, sehingga agama ini
identik kaitannya dengan budaya.[1][1]
B. Dalil
tentang mendalami Ilmu Agama
At-Taubah ;122
وَمَا
كَا نَ الْمُؤْمِنُوْ نَ لِيَنْفِرُوْاكَافَّةً فَلَوْلاَ نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْ
قَةٍ مِّنْهُمْ طَا ئِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوْا فِ الدِّ يْنِ وَلِيُنْذِ رُوْا قَوْ
مَهُمْ اِذَا رَجَعُوْااِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَلرُوْنَ .
“dan tidak sepatutnya orang-orang
mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap
golongan diantara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka
dan untuk member peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali , agar
merekadapatmenjaga dirinya.”
(At-Taubah ;122)[2][2]
Ø Sabab nuzul
Tersebutlah pada saat itu ada
orang-orang yang tidak berangkat ke medan perang, mereka berada di daerah Badui
(pedalaman) karena sibuk mengajarkan agama kepada kaumnya. Maka orang-orang
munafik memberikan komentarnya “sungguh masih ada orang-orang yang tertinggal
di daerah-daerah pedalaman itu”. Kemudian turunlah firman-Nya yang menyatakan:
“tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya (ke medan
perang)” (Q.S At-taubah , 122).
Ibnu Abu
HAtim telah mengetengahkan pula hadis lainnya melalui Abdullah ibnu Ubaid ibnu
Umair yang menceritakan bahwa mengingat keinginan kaum mukmin yang sangat besar
terhadap masalah jihad, disebutkan bahwa Rosulullah SAW. Mengirimkan syarirahnya , maka
mereka semuanya berangkat . dan mereka meninggalkan Nabi SAW. Di Madinah
bersama orang-orang yang lemah. Maka turunlah firman Allah SWT Yaitu Surat
At-Taubah ayat 122.[3][3]
Dia berkata “ Tidak pantas
orang-orang beriman pergi seluruhnya ke medan perang dan meninggalkan Nabi
sendiri ‘mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa
orang’. Maksudnya ‘ashabah (kelompok) yaitu ar-saraaya (detasemen) , dan
janganlah mereka melakukan perjalanan malam (yatasarrau) kecuali dengan
izinnya. Ketika pasukan perang telah kembali dan Al-Quran turun setelah
(keberangkatan)mereka (ba’dahum) (ke medan perang), yang kemudian dipelajari
oleh orang-orang yang tidak berangkat
perang dari Rasulullah SAW. Mereka berkata ‘Al-Quran telah diturunkan kepada
Nabi kalian dan kami telah mempelajarinya’ , maka pasukan yang telah kembali
mempelajari Al-Qur’an daro Rasulullah SAW. , yang turun setelah (keberangkatan)
mereka (yang turut berperang). Kemudian diutus kepada pasukan lainnya. Itulah
makna forman Allah Ta’ala, ‘..untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang
agama’ . artinya mempelajari apa-apa
yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi-Nya lalu mengajarkannya kembali kepada
pasukan perang yang telah pulang. ‘supaya mereka itu dapat menjga dirinya’ .
Dia berkata , “ ayat ini bukan tentang jihad, akan tetapi
ketika Rasulullah SAW. Mendoakan kekeringan bagi suku Mudhar, kerin dan
gersanglah negeri mereka. Sebagian
kabilah dari suku Mudhar mendapat bencana ini sepenuhnya sehingga mereka pindah
ke Madinah karena susah. Mereka berpura-pura menerima Islam. Mereka banyak
menyulitkan sahabat Rasulullah SAW. Allah SWT pun menurunkan ayat-Nya guna
memberitahukan kepada Rasul-Nya. Bahwa mereka bukanlah orang-orang beriman.
Oleh karena itu, Rasulullah SAW menngembalikan merekakepada keluarga mereka dan
member peringatan kepada kaumnya jika mereka berbuat sebagaimana mereka. [4][4]
Isi kandungan
surat At Taubah (122)
a. Ketika
terjadi peperangan tidak semua kaum muslim harus pergi berperang
b. Harus ada
beberapa yang pergi mencari ilmu
c. Mencari
ilmu nilainya sama dengan berjihad
d. Barang
siapa yang meninggalkan saat menuntut ilmu maka Allah SWT menjadikan syahid
e. Selepas
menuntut ilmu wajib untuk kembali dan menyebarkan ilmu yang sudah ia dapat ke
daerah sekitarnya
C.
Ilmu Agama Kunci Sukses Dunia Akhirat
Ilmu adalah pilar dasar
sebuah kemajuan di dalam semua aspek peradaban, tidak ada sebuah peradaban
tanpa ilmu. Dengan ilmu, suatu umat atau bangsa bisa maju dan dengan akhlak
sebuah bangsa bisa meraih kemuliaan dan kebesaran, seperti yang dikatakan oleh salah
seorang penyair:
“Ilmu
bisa mengangkat sebuah rumah yang tidak memiliki tiang penyangga, sedangkan
kebodohan mampu meruntuhkan rumah-rumah kemuliaan dan keluhuran.”
Ilmu adalah kunci rahasia
alam ini, dengan ilmu, seseorang yang memiliki ilmu dari Al-Kitab mampu
mendatangkan singgasana Ratu Bilqis ke tanah Syam hanya dalam satu kedipan
mata. Kisah tersebut bisa disimak dalam firman-Nya, “Berkatalah seorang yang
mempunyai ilmu dari Al-Kitab, ‘Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum
matamu berkedip.’ Tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di
hadapannya, ia pun berkata, ‘Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba
aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Barangsiapa yang
bersyukur, sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan
barangsiapa yang ingkar, sesungguhnya Tuhanku Mahakaya lagi Mahamulia.’” (QS.
An-Naml: 40)
Dengan ilmu, seseorang
mampu membuat sebuah onggokan besi bisa berjalan di atas muka bumi dan terbang
di angkasa serta mampu menaklukkan dan memanfaatkan banyak sekali makhluk hidup
dan benda-benda mati untuk kebaikan dirinya.
Jika setiap ucapan maupun
tindakan didasarkan pada ilmu, pasti akan mendatangkan hasil yang diinginkan.
Jika hal itu berupa sebuah solusi bagi sebuah permasalahan pemikiran, tentu
akan bisa mendatangkan keyakinan dan ketenangan serta menghilangkan kesamaran
dan kemusykilan dari dalam jiwa.
Ada seorang laki-laki
datang menemui Rasulullah SAW sambil membawa keheranan di dalam hatinya, karena
ia memiliki seorang anak yang terlahir dengan kulit hitam. Lalu Rasulullah SAW
berkata kepadanya, “Apakah kamu memiliki beberapa unta?” Laki-laki tersebut
menjawab, “Punya.” Lalu Rasulullah SAW berkata, “Apa warna unta-unta kamu
tersebut?” Ia menjawab, “Merah.” Lalu beliau berkata, “Apakah ada yang berwarna
coklat?” Ia berkata, “Ada.” Lalu beliau berkata, “Bagaimana hal itu bisa
terjadi?” Ia berkata, “Mungkin dari nenek moyangnya dahulu ada yang memiliki
warna seperti itu.” Lalu beliau berkata, “Kalau begitu mungkin hal yang sama
terjadi pada anakmu.”
Jika perbuatan tersebut
berupa ibadah yang dilaksanakan berdasarkan ilmu tentang syarat dan rukunnya,
ibadah tersebut sah dan diterima. Jika berupa pekerjaan atau profesi, jika
ditekuni dengan ilmu, seseorang akan mampu meraih hasil yang terbaik dengan
usaha dan biaya yang relatif kecil.
Oleh karena itu, kita melihat Rasulullah
SAW ketika hendak pergi hijrah ke Madinah, beliau menyewa seorang penunjuk
jalan yang bernama Abdullah bin Uraiqith ad-Daili. Ia adalah seorang penujuk
jalan yang mahir dan memiliki pengalaman luas tentang berbagai jalur yang ada
di gurun, sehingga dengan petunjuk Allah beliau berhasil sampai ke tujuan.[6][6]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ayat tersebut menerangkan tentang kewajiban manusia untuk
belajar dan mengajar agama, Ayat ini memberi anjuran tegas kepada umat islam
agar ada sebagian dari umat Islam untuk memperdalam ilmu
agama.
B. Saran
Alhamdulillah
makalah ini telah selesai, namun layaknya sebuah karya tulis biasa yang masih
banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah ini, maka dari itu saran dan
kritik dari teman-teman, utamanya untuk dosen pembimbing yang sifatnya
membangun sangatlah kami harapkan, demi kesempurnaan makalah ini.
Hendaknya
makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber pembelajaran dalam hal
pengembangan sistem pendidikan bagi kita semua. Dan semoga, makalah ini bisa
bermanfaat untuk kita semua, serta untuk memotivasi kita agar lebih giat dan
semangat dalam belajar.
DAFTAR
PUSTAKA
Abi Thalhah,
bin Ali. 2009. TAFSIR IBNU ABBAS. Jakarta:Pustaka Azzam.
Ahmad
Musthafa al-Farran, Syaikh.2007.TAFSIR
IMAM SYAFI’I.Jakarta:PT.Niaga Swadaya.
Hamka.1978 .Tafsir
Tarbawi .Surabaya: Bina Ilmu Offest.
Shihab,
M.Quraish.2005.TAFSIR AL-MISBAH.Tanggerang:Lentera Hati.
Juwariyah. 2010. Hadits Tarbawi. Yogyakarta : Teras.
https://www.w-islam.com/2013/05/927/ilmu-satu-syarat-sukses-dunia-akhirat/
[6][6] https://www.w-islam.com/2013/05/927/ilmu-satu-syarat-sukses-dunia-akhirat/, diakses tgl 27 September 2018, pukul 08.30.
0 komentar:
Posting Komentar