MENUNTUT ILMU
PROFESIONAL
(Q.S AL-ANKABUUT: 19)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagaimana dijelaskan dalam ayat
bahwa Allah menciptakan manusia dengan mudah. Dengan harapan agar manusia
beribadah kepadaNya dan menyuruhnya untuk selalu menuntut ilmu.
Allah
memerintahkan kepada kita untuk selalu beribadah dan mempelajari ilmu-ilmu Allah.
Mulai dari kita lahir didunia sampai nanti kita bangkit diakhirat, semua amal
dan perbuatan kita dipertanggung jawabkan.
Oleh karena itu dalam hal
ini kita dituntut untuk mengembara dengan tujuan menuntut ilmu Allah yang
nantinya akan kita jadikan sebagai pedoman dalam hidup agar semasa hidup kita
selalu berada dalam jalan Allah.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apakah pengertian ilmu dan
profesional?
2.
Apa dalil dan penafsiran mengembara
menuntut ilmu agar profesional?
3.
Apa keistimewaan ilmu dan
profesional?
C. Tujuan Pembuatan Makalah
1. Untuk mengetahui pengertian ilmu dan
profesional.
2. Untuk mengetahui dalil dan
penafsiran mengembara menuntut ilmu agar profesional.
3. Untuk mengetahui keistimewaan ilmu
dan profesional.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Ilmu dan Profesional
1. Pengertian
Ilmu
Ilmu menurut
etimologi berasal dari kata Alima artinya mengetahui.
Sedangkan menurut istilah ialah suatu sifat yang dengan sifat tersebut sesuatu
yang dituntut bisa terungkap dengan sempurna. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa ilmu merupakan sarana untuk mengungkap, mengatasi, menyelesaikan dan
menjawab persoalan yang sedang dihadapi dalam kehidupan manusia.
Hukum Menuntut Ilmu
Karena
ilmu menjadi sarana bagi manusia untuk memperoleh kesejahteraan dunia maupun
akhirat maka mencarinya hukumnya WAJIB.
Mencari ilmu berarti melaksanakan perintah agama
yang memerlukan perjuangan, ketabahan, keuletan, kerja keras, dan kesabaran,
karena itu Nabi pernah menyampaikan bahwa orang yang keluar untuk menuntut ilmu
adalah dijalan Allah sampai menemui ajalnya.[1][1]
2. Pengertian Profesional
Merupakan
seseorang yang memperoleh penghasilan dengan melakukan suatu kegiatan atau
pekerjaan yang memerlukan keterampilan atau keahlian khusus serta semangat
pengabdian.
Sikap professional diperlukan dalam menjalankan
profesi karena profesi yang kita lakukan merupakan tanggung jawab yang
diberikan kepada diri kita untuk dijalankan dengan penuh tanggung jawab untuk
memperoleh penghasilan dan kepercayaan dari orang lain.
Ciri-ciri professional itu tidak statis, artinya
guru harus meningkatkan kompetensi dengan tujuan mengikuti perkembangan zaman.
Contoh Profesional:
Peranan
profesional guru dalam program pendidikan di sekolah yang di wujudkan untuk
mencapai perkembangan peserta didik secara optimal. Untuk mencapainya seorang
guru memberikan layanan kepada siswa sebagai layanan profesional guru yaitu
berupa layanan instruksional, layangan bimbingan atau bantuan akademik, dan
layanan administrasi.
Guru profesional seharusnya memiliki empat kompetensi, yaitu kompetensi
pedagogis, kognitif, personaliti, dan sosial. Oleh karena itu, selain terampil
mengajar, seorang guru juga harus memiliki
pengetahuan yang luas, bijak, dan dapat bersosialisasi dengan baik.
Profesi guru dan dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang memerlukan
prinsip-prinsip profesional. Mereka harus memiliki bakat, minat, panggilan
jiwa, dan idealisme, memiliki kualifikasi pendidikan dan latar belakang
pendidikan yang sesuai dengan bidang tugasnya, memiliki kompetensi yang
diperlukan sesuai dengan bidang tugasnya, mematuhi kode etik profesi, memiliki
hak dan kewajiban dalam melaksanakan tugas, memperoleh penghasilan yang
ditentukan sesuai dengan prestasi kerjanya, memiliki kesempatan untuk
mengembangkan profesinya secara berkelanjutan, memperoleh perlindungan hokum dalam melaksanakan tugas
profesionalnya, dan memiliki organisasi profesi yang berbadan hukum.[2][2]
B.
Dalil dan Penafsiran Mengembara
Menuntut Ilmu Agar Profesional
أَوَلَمْ يَرَوْا كَيْفَ
يُبْدِئُ اللَّهُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ
Dan apakah mereka
tidak memperhatikan bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya,
kemudian mengulanginya (kembali). Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah
bagi Allah.(QS. 29:19).
Tafsir Ibnu Katsir
Ayat-ayat ini masih mengenai Nabi Ibrahim a.s yang
mengajak kaumnya agar memperhatikan bagaimana Allah menciptakan diri mereka
sendiri dari tiada sampai menjadi manusia-manusia yang sempurna lengkap dengan
panca inderanya, apakah Tuhan yang telah mencipatakan mereka dari sesuatu yang
tiada tadi, tidak mudah bagi-Nya untuk menghidupkan mereka kembali setelah
mati? Di samping diri mereka sendiri yang hendaknya diperhatikan, mereka dianjurkan
agar bepergian di muka bumi Allah melihat-lihat penciptaan Allah yang berupa
makhluk-makhluk beraneka ragam dari yang bernyawa sampai yang tidak bernyawa,
yang diatas bumi maupun di angkasa, tidaklah semuanya itu menandakan kekuasaan
Allah yang maha luas.[3][3]
Tafsir Al-Azhar
“Dan apakah tidak mereka
perhatikan bagaimana Allah memulai penciptaan”. (pangkal ayat 19) Allah tidak
lah akan dapat dilihat dengan mata. Untuk meyakinkan adanya Allah, hendaknya
perhatikan alam yang diciptakan oleh Allah. Dalam ayat yang tengah kita renungi
ini terdapatlah panggilan kepada manusia yang selama ini kurang memeperhatikan,
bahkan tidak teguh kepercayaannya tentang adanya Yang Maha Kuasa. Atau kalaupun
ada kepercayaannya bahwa Tuhan itu ada, tidak diperhatikannya bagaimana caranya
sebagai kita sebagai Insan menghubungi Al-Khaliq itu. Untuk mencari Allah
perhatikanlah alam. Kian diperhatikan, akan kian teranglah dalam hatimu
bantahan kepada pendirianmu yang kaku dan kejang, yang selama ini mengatakan
Tuhan itu tidak ada. Di awal ayat ini kita dianjurkan memperhatikan bagaimana
Allah memulai penciptaan. Banyak terdapat permulaan penciptaan Ilahi yang
sangat ajaib, yang mustahil begitu teratur dan mengagumkan kalau dia terjadi
sendirinya.
“Sesungguhnya
pada yang demikian atas Allah adalah mudah.” (ujung ayat 19). Dan setelah mati
kelak, menurut waktu yang ditentukan Allah akan bangkitkan kembali, yang
bernama hari qiyamat, semuanya itu adalah urusan yang mudah saja bagi Allah.
Maka tidaklah mustahil jika manusia kelak dibangkitkan kembali dalam keadaan
yang lain, dihari yang bernama qiyamat, karena belum termakan di akal atau
penyelidikan kita. Karena barang yang kita lihat setiap hari sendiri pun, yang
berulang-ulang kejadian tidak jugalah dapat kita manusia memecahkan rahasianya,
namun bagi Allah dia itu adalah perkara mudah saja.[4][4]
Tafsir Al-Qurthubi
Allah juga menciptakan manusia kemudian
mematikannya setelah memberikan anak dan keturunan kepadanya dan dari anak
tersebut kemudian lahirlah anak yang lain. Demikian juga dengan binatang yang
ada dipermukaan bumi ini, kita dapat saksikan bagaimana Allah SWT menciptakan
segala macam jenis binatang, mereka dapat hidup dan berkembang biak hingga
akhirnya mati dan dilanjutkan oleh keturunan berikutnya. Hal ini berlangsung terus
menerus sampai Hari Kiamat. Semua ini menunjukkan bahwa betapa Allah SWT Maha
Kuasa atas segalanya.
ان ذالك علي الله يسير“Sesungguhnya
yang demikian itu adalah mudah bagi Allah,” maksudnya, tidak ada yang mustahil
bagi-Nya, karena jika Allah menghendaki sesuatu, maka Dia hanya cukup berkata,
“Jadilah, maka hal itu terjadi”.[5][5]
C. Keistimewaan Ilmu dan Profesional
Ilmu dan
profesional memiliki kesinambungan, keduanya saling berkaitan dan memiliki
keistimewaan:
a. Orang yang berilmu itu laksana pelita di dunia dan akhirat
b. Ulama atau para ilmu merupakan pewaris nabi dan
dimudahkan untuknya jalan menuju surga Allah.
c. Mengajarkan ilmu kepada orang lain akan mendapat
pahalanya 70 Nabi.
d. Orang yang berilmu memiliki kelebihan 700 derajat
diatas derajat orang-orang yang beriman.
e. Tidurnya orang alim itu lebih baik dari pada
ibadahnya orang yang bodoh.
f. Orang yang
menuntut ilmu sama seperti orang yang berada di jalan Allah
g. Mengajarkan satu bab Al-Qur’an itu lebih baik dari sholat
100 rokaat.
h. Orang yang berilmu lebih besar keutamaannya
daripada seribu pejuang yang mati syahid.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hal
yang baik adalah ketika kita berusaha berfikir, salah satunya adalah berfikir
tentang bagaimana Allah menciptakan kita dan Allah akan mengambil kita dan
membangunkan kita lagi dalam suasana yang berbeda.
Berfikir
bagaimana kita akan melampaui hidup didunia. Untuk itu cara yang tepat adalah
dengan menuntut ilmu.
Karena dengan hal tersebutlah hidup kita akan indah jika kita tahu ilmu dan
hukum-hukum yang telah diciptakan oleh Allah untuk kita pelajari. Menuntut ilmu
juga dengan menerapkan sikap
professional diperlukan dalam menjalankan profesi karena profesi yang kita
lakukan merupakan tanggung jawab yang diberikan kepada diri kita untuk
dijalankan dengan penuh tanggung jawab untuk memperoleh penghasilan dan
kepercayaan dari orang lain.
Namun,
jika ilmu hanya dipelajari saja tanpa diamalkan, maka lambat laut ilmu itu akan
luntur dengan sendirinya. Oleh sebab itu, mari menuntut ilmu dan mengamalkan
ilmu agar kita senantiasa tafakkur dan istiqomah dengan apa yang kita peroleh
dari ilmu.
B. Saran
Alkhamdulillah makalah
ini telah selesai, namun layaknya sebuah karya tulis biasa yang masih banyak
kekurangan yang terdapat dalam makalah ini, maka dari itu saran dan kritik dari
teman-teman, utamanya untuk dosen pembimbing yang sifatnya membangun sangatlah
kami harapkan, demi kesempurnaan makalah ini.
Hendaknya makalah ini
dapat dijadikan sebagai salah satu sumber pembelajaran dalam hal pengembangan
sistem pendidikan bagi kita semua. Dan semoga, makalah ini bisa bermanfaat
untuk kita semua, serta untuk memotivasi kita agar lebih giat dan semangat
dalam belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Al Qurthubi, Syaikh Imam. 2009. Tafsir
Al-Qurthubi, (Jakarta: Pustaka Azzam).
Bahreisy, Salim. Said Bahreisy.
1990. Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir. (Surabaya: Bima Ilmu).
Hamka. 1978. Tafsir
Al-Azhar. (Surabaya: Bina Ilmu Offset).
Juwariyah. 2010. Hadits Tarbawi. ( Yogyakarta :
Teras).
[2][2] http://www.wawanlistyawan.com/2014/10/makalah-profesi-profesional-dan.html, diakses tgl 26
September 2018, pukul 14.30.
[3][3] Salim Bahreisy dan Said
Bahreisy, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir, (Surabaya: Bima
Ilmu, 1990), hlm 200-201
[6][6] https://www.catatanmoeslimah.com/2015/09/keutamaan-dan-keistimewaan-ilmu-dala.html,
diakses tgl 27 September 2018, pukul 07.30
0 komentar:
Posting Komentar